MATARAM – Kebutuhan listrik untuk Provinsi Nusa Tenggara Barat terus meningkat seiring pertumbuhan ekonomi rata-rata diatas 5 persen per tahun tiga tahun terahir di luar sektor pertambangan.
Berdasarkan data statistik PT PLN, rasio elektrifikasi Provinsi NTB meningkat 63,4 persen pada tahun 2013 menjadi 65,65 persen pada tahun 2014. Angka tersebut masih lebih rendah dari rata-rata rasio elektrifikasi luar Jawa sebesar 71 persen dan rata rata nasional sebesar 78 persen.
Melihat kondisi tersebut, KM Utama Indonesia yang merupakan lembaga kerjasama antara pemerintah Indonesia dengan Amerika Serikat meluncurkan proyek Pelatihan dan Sertifikasi Profesi Teknologi Energi Terbarukan (PEKA SINERGI) dengan menunjuk 12 SMK Negeri di Pulau Lombok sebagai pilot projek untuk di Indonesia.
Peluncuran proyek PEKA SINERGI yang dilaksanakan di Universitas Mataram, Kamis (12/11) tersebut dihadiri oleh unsur pimpinan dari KM Utama, Mae Chu Chang, Kepala Dinas Dikpora NTB, H. Rosiady Sayuti, Wakil Rektor IV Unram, Prof. H. Suardji, Rektor Unram Prof. H. SUnarpi dan perwakilan dari Direktorat Pembinaan SMK Kemendikbud RI, Rizal Sani.
Rizal Sani mengatakan, proyek PEKA SINERGI atau pelatihan dan sertifikasi profesi teknologi energy terbarukan diluncurkan untuk menjawab kebutuhan pasar tenaga kerja ahli bidang teknologi energy terbarukan (TET) tersebut. Dengan memberi pelatihan kepada guru guru di 12 SMK, proyek ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas warga Lombok, khususnya siswa SMK dan tenaga professional terkait, agar dapat terjun di sektor TET yang sedang berkembang.
Peka SInergi merupakan proyek yang mendapatkan dana hibah dari Millenium Challenge Acount Indonesia (MCA-Indonesia) dan merupakan bagian dari hibah proyek persemakmuran hijau MCA-Indonesia.
Rizal mengatakan, tujuan utama Peka Sinergi adalah mempromosikan target nasional Indonesia dalam peralihannya dari bahan bakar fosil ke energy batu dan terbarukan serta mempromosikan upaya pengembangan TET di Lombok.
Proyek Peka SInergi ini merupakan konsorsium dari tiga lembaga, yaitu Universitas Mataram, Pusat Pengembangandan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Bidang Mesin dan Teknik Industri (p4TK BMT) Bandung dan KM Utama Indonesia.
Sementara itu diantara 12 SMK Negeri di Pulau Lombok yang menjadi pilot projek program Peka Sinergi selama 28 bulan ini adalah untuk Kabupaten Lombok Utara, SMK Al Bayan NW dan SMK Negeri 1 Tanjung untuk Energi Terbarukan Biomassa dan SMK Negeri 1 Bayan untuk TE Surya dan Angin .
Di Lombok Tengah adalah SMKN Negeri 2 Praya Tengah untuk TE Surya Angin, SMKN 1 Batukliang Utara untuk TE Biomassa dan SMKN 1 Kopang untuk TE Surya Angin. Selanjutnya di Lombok Timur ada dua SMK yaitu SMKN 1 Sakra dan SMKN 1 Pringgabaya untuk TE Surya dan Angin.
Kemudian untuk Kabupaten Lombok Barat ada tiga SMK yakni SMKN 1 Lingsar dan SMKN 2 Kuripan untuk TE Hidro dan SMKN 1 Kuripan untuk TE Biomassa. Sementara untuk di Kota Mataram hanya satu SMK yakni SMKN 3 Mataram untuk TE Surya dan Angin.
“Jumlah guru yang kita latih sebanyak 48 orang selama 28 bulan,” ujarnya.[bisnisntb.com*]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar